Bangga Pakai Produk Lokal Agustus 12, 2007
Posted by ilham in Balap, Komentar Pilihan, Otomotif.trackback
By Girifumi
Kembali FARRC digelar. Bila gelaran sebelumnya di Sentul didominasi oleh pembalap Indonesia, maka kini dikepung oleh pembalap Malaysia di sirkuit Sepang. Untungnya pembalap Indonesia, yang kebetulan satu-satunya pengguna Suzuki yang berprestasi, Wahyu Widodo mampu memimpin baik di race 1 dan race 2. Suzuki memang semakin di depan. Ya iya, lha yang lainnya pakai Suzuki semua. Masalah pembalap kelas bebek Indonesia juara di FARRC merupakan tradisi sejak tahun 2004. Yang diawali oleh pembalap M. Fadli, kemudian dilanjutkan Doni Tata Pradita. Namun, kemajuan pesat pembalap Malaysia patut dikuatirkan. Bila dulu kuartet Suzuki Pertamina Enduro AHRS begitu kuatnya, mengingatkan akan kekuatan Honda Repsol yang juga diperkuat empat pembalap. Mereka mirip rombongan kereta yang nyaris tak terpisahkan dari lap awal hingga lap akhir.
Kini? Pembalap Malaysia mulai menemukan performa terbaiknya. Secara kebetulan, semuanya mempergunakan motor yang berbasis Jupiter Z. Motor ini belakangan memang mendominasi road race tanah air dan jiran. Kebijakan principal Yamaha mengenai kebebasan transfer teknologi, Malaysia belajar dari Indonesia membuatnya secara intens melakukan riset. Bangga dong Malaysia, negeri yang memiliki Twin Tower, sirkuit International penghelat F1 dan MotoGP berguru ke kita.
Tapi bila ditarik ke belakang, kejadian sama mengenai pengelolaan minyak dan gas, mereka juga berguru ke Pertamina Indonesia. Sekarang? Mereka melesat. . sat…sat…
Sengaja pakai echo, biar kelihatan dahsyat. . syat…syat…
Halah…balik maning nang laptop….
Mereka menancapkan kukunya mendirikan SPBU dengan kualitas dijamin, lalu sukses mengantarkan pembalap Malaysia menjajal GP250, Shahrol Yuzy. Untuk pelumas, jujur belum pernah gw temui oli semahal Petronas! Shell dan Castrol dengan kelas sejenis Pertamina spek-nya bermain dengan rentang harga tak begitu jauh. Petronas? Yang termurah saja 28 ribu. Itu sekelas Mesran dengan base mineral.
Yang patut dibanggakan selain pembalap local dan buah pikiran negeri sendiri, peranti yang dipakai juga buatan Indonesia. Sebut saja karet bundar IRC, merupakan brand local yang sempat sakit hati karena IMI menetapkan FDR sebagai pemasok ban resmi Moto Prix. Meskipun demikian bukan berarti FDR jelek lho…buktinya banyak pembalap mengalihkan velgnya untuk dijejali ban FDR.
Kemudian soal pengapian, bila negeri jiran percaya akan CDI Programmable Vortex, buatan Australia. Maka Wahyu Widodo lebih pede memakai produk pulau Batam, Rextor. CDI ini tak mau kalah dengan Tukul, karena harus memakai laptop untuk melakukan pemrograman. Bisa sih pakai computer biasa, tapi ribet bro…CDI ini bersama BRT merupakan CDI favorit pembalap tanah air karena harganya relatif terjangkau dan memiliki performa yang sangat baik.
Jika diperhatikan ada yang menarik di wear pack ataupun motor pembalap papan atas, pada umumnya bertuliskan ‘no doubt’ terus diikuti FIM. Itu menandakan pembalap itu didukung penuh oleh pabrik piston Izumi yang bermarkas di Cileungsi, Bogor. FIM sendiri merupakan akronim dari PT. Federal Izumi Manufacturing. Meski memang merupakan pabrik PMA Jepang namun hasil olah pikir anak bangsa.
Merupakan produk alternative dari piston Wiseco, Thailand yang harganya selangit. Selain membuat produk special order untuk tim balap, pesanan 2-3 piston dilayani dengan baik, Izumi juga menjadi vendor untuk motor Honda, Kawasaki, Suzuki, dan Yamaha. Khusus untuk Honda mereka mendapat pesanan khusus untuk melapisi piston Honda bebek 125 cc (Supra X125, Karisma, Kirana) dengan molybdenum pada line produk tersendiri. Piston jenong yang biasa dipakai pembalap terkemuka bisa dinikmati masyarakat biasa dengan harga terjangkau. Dijamin kompresi dan tenaga mesin akan meningkat. Ini merupakan hasil riset laboratorium berjalan Izumi di kancah road race.
Wearpack? Mimpi bila mengharapkan merek Alpinestar, Kushitani, membalut pembalap pemula. Yang paling rasional adalah memakai produk local. Siapapun yang menyukai pembalap bila ditanyakan wear pacik, dijamin akan menjawab : AHRS! Yup! Produk hasil tangan dingin juragan Asep yang sempat membalap membela panji Suzuki ini cukup peka akan hal ini beberapa tahun lalu. Tak banyak yang tahu, Asep Hendro mengawalinya dengan tertaih-tatih, awalnya jualan kaos, kaos, kemudian berkembang menjadi wear pack balap.
Pengorbanannyapun luar biasa! Dengan uang yang seadanya dibelilah wear pack mahal, dibuka jahitannya. Menjiplak? Relatif, mungkin lebih tepat terinspirasi. Pasalnya wear pack pada umumnya bila diperhatikan memiliki pola yang sama karena memang mengacu pada standar keamanan yang ditetapkan oleh FIM. Kalau yang ini, Federasi tertinggi olahraga motor roda 2 yang berkedudukan di Prancis.
Saat ini pembalap kelas wahid sekalipun bangga memakai wear pack AHRS. Inovasinya adalah double zip (retseliting ganda yang memudahkan user membuka maupun mengenakannya).
Exhaust, selain terkenal dengan wearpack AHRS juga memproduksi knalpot racing yang mendongkrak tenaga. Bagi pengguna harian yang bergaya ala pembalappun bisa mendapatkannya dengan mudah dan menjadi style tersendiri. Juga tak sedikit industri knalpot yang juga memiliki reputasi tak kalah bagusnya. Malah di daerah tertentu menjadi kawasan tersendiri. Misalnya di Jalan Tidar, Surabaya.
So…. kenapa gak? Memakai produk karya anak negeri. Disamping harga yang relative terjangkau dibandingkan dengan produk luar negeri, kualitasnya sudah terbukti nyata. Setara bahkan melampaui produk asing yang belum tentu sesuai dengan karakter berbagai hal yang mempengaruhi performa produk itu sendiri.
Sumber Foto: MotorPlus (http://www.motorplus-online.com/Articles%5CPrinting%5CV%5C292%5CPictures%5C10010%5C10010-W120.jpg)
hore kembali Indonesia digdaya.wahyu.mampu ngentutin lawan2nya,gw juga bangga pake produk lokal.selama produk itu bagus dan bermutu.gw sebenernya mengidamkan sebuah motor buatan dalam negeri.moga aja KANZEN cepet bikin.speknya sport,150-250cc.model cruiser spt tiger.yang terpenting harganya harus dibawah pulsar.teknologinya seperti tiger jg udah cukup.kalau terlalu high tech ntar mahal
ada sih KANZEN yang sport tapi itu masih impor kyknya.harganya muahall lagi.
#1
horeeey …. posisi kedua … wakakakaka
Mayan… Podium juga akirnyah!
test kedua .. 😀
masalah laten bangsa Indonesia: cepat bangga dan cepat puas. akhirnya ejakulasi dini deh, prestasi baru seciprit udah besar kepala dan ujung2nya mejen lagi. tuh kaya Pertamina.
kita wajib berpositif thinking atas keberhasilan rider kita…. semoga ini awal yg baik untuk menata mental juara di seri2 berikutnya…
mantap
mantap….juga……10 besar ..masih dapet point..
ralat euy..salah tulis
Suzuki memang semakin di depan. Ya iya, lha yang lainnya pakai Suzuki (mestinya Yamaha) semua. Masalah pembalap kelas bebek Indonesia juara di FARRC merupakan tradisi sejak tahun 2004. Yang diawali oleh pembalap M. Fadli,….
demikian kesalahan telah diperbaiki oleh redaksi.mohon maklum.
kenapa harus dibawah pulsar harganya?
Bung Giri,
Apa bener IRC itu produk lokal asli?
@11
gw lacak di internet emang ada pabrik ban IRC di Thailand,tapi gak begitu jelas infonya.cuman pas konfirmasi ke PRJ (stand IRC) menurut SPG-nya IRC buatan lokal ,gw klarifikasi lagi ke yang cowok,bukan SPG,orang tekniknya IRC,dia mengatakan IRC buatan lokal yaitu PT.Gajah Tunggal,Tbk.kalo buat mobil namanya GT.
btw,salam ya buat ke3 pamanmu?
Sepertinya dari Japan dech, berdiri th.1926.
IRC(Inoue Rubber Co.LTD) tempat R&D di Japan, tempat produksi tersebar di Asia diantaranya Thailand, China, Malaysia, Indonesia, Korea, Vietnam.
Sory barusan dapat info ttg IRC nya.
Omong2 paman yang mana nich?
saya yakin dengan pembinaan yang disiplin dan dukungan dari pemerintah, korporasi, pembalap2 kita gak kalah untuk lingkup asean ( khusus bebek lho). Tapi untuk super sprot, masih harus banyak ngeluarin modal dulu
hidup produk local…
bangga banget d produk local udah di pake di manca negara
Gak usah dikampanyekan, gak perlu digembar-gemborkan, kalo terbukti mutu produk lokal memang sudah bisa bersaing dengan mutu produk impor pasti akan dibesarkan secara alamiah oleh pasar. Namun akan terseleksi jika terbukti sebaliknya. Secara naluri pembeli pasti akan mencari barang dengan kwalitas terbaik dengan harga termurah. Kalau punya uang, untuk mendapatkan kepuasan dalam hal mutu gak apa-apa beli yg mahal dikit. Tapi kalau uang pas-pasan ya mau bilang gimana lagi kalo dapatnya cuma bisa yg murah. Mutu? terserah ntar aja ah……..
So yang realistis menurut gw adalah tetap cinta produk lokal – dengan asumsi-asumsi tentunya – tapi jangan sampai antipati terhadap produk impor…
salam hormat & salut buat bro Giri dari Makassar.
Info2… IRC itu sama kayak sepatu NIKE brand luar tapi di subcont ke Indo..cuma bedanya NIKE untuk pasar export tapi IRC pasarnya Lokal dan export.
IRC itu brand Jepang cuma di subcont ke Gajah Tunggal.
bangga produk lokal kalo qt belanja parts motor pasti ada pilihan mau yang japan atau yang lokal? kalian pilih mana, ini menandakan produk lokal produk kelas dua tapi apakah lokal yang dimaksud penjual spere part itu lokal buatan indonesia / cina yang pasti tetap jadi kelas kedua lalu kalo yang jepang gmana made in jepang not japan palsu kali ya yang itu mah.. hidup lokal
Aku cinta buatan Indonesia……..
informasi lagi neh ya…
motor Honda dan Yamaha piston orisinilnya itu buatan IZUMI,,itu jepang apa indo ada yang tau?? IZUMI itu brand jepang tapi disubcont di Cileungsi, trus bannya Yamaha merknya IRC buatan Indo, Gir rasionya Yamaha buatan Karawang, karbu nya Honda mereknya Keihin, brand Jepang yg disubcont di Cikarang… nah berarti sper part orinya motor2 tsb buatan Indo.
trus kl kita ke toko disodorin sper part dengan harga sama pilih Ori apa non ori mau buatan Neraka Jahanam jg gw sih pilih yg ori walopun buatan lokal. krn parts ori setiap motor itu sdh melalui tahap Quality control dengan standard quality brand motor yg bersangkutan gak ky parts non ori buatn Neraka tadi memang ada quality controlnya tapi standardnya dia sendiri yg tentuin..
gitu bro.. mudah2an bermanfaat…
@17
gitu ya?gw sih pas ke PRJ infonya.mungkin lokal pengertian dia,adalah di Indonesia pabriknya.
@16
salam juga bro Daeng…
Daeng Lion On The Table bukan?
kalo gak ngerti berarti bukan…
Oli Enduro 4T Racing speknya ada yang tau ga? Susah nyarinya tuh oli..
@22
Ki Daeng Singo Di Mejo?
Makasar-Yogya?
aku pernah kok beli IRC made in japan di Kebon Jeruk, jakbar.
BENER…
GW BANGGA JUGA TUH AMA PRODUK INDONESIA…
KHUSUSNYA UNTUK PRODUK PELUMAS PERTAMINA, KARENA SAYA PIKIR PERTAMINA ADALAH PELUMAS YANG TERBAIK DENGAN PILIHAN HARGA YANG KOMPETITIF…
GAK PERLU TUH PAKE PELUMAS PARA ARTIS YANG SERING DIPERBINCANGKAN SEBAGAI OLI “TIPUAN”,,, SOALNYA GW PERNAH PAKE TUH OLI & MESIN MOTOR GW JADI AMBROL,KERAK DI RUANG PEMBAKARAN SUSAH BANGET DIBERSIHIN…
SO BUAT LO SEMUA GW ANJURIN DEH PAKE PELUMAS PERTAMINA (GW SENDIRI PAKE ENDURO) KUALITASNYA BAGUS BANGET…
KITA UNTUNG,, BANGSA UNTUNG….
@1. mazdody – Agustus 12, 2007
dulu ada produk kanzen ?? (apa yach lupa gw) model dan typenya soprt fighter ampir mirip sama v-ixion tapi dulu 150 cc trus di upgrade jadi 150 cc, dengan ban dan tapak velg besar.. harga waktu itu sekitar 18 juta.. waktu itu sering di tiap pameran otomotif, produk ini slalu di tampilkan, tapi sekarang hilang..
padahal keren tuch… tapi kebanyakan pengunjung (kalau ngobrol), mau beli tapi ganti mesin..atau ada juga yang bilang sayang bodi gede tapi mesin kecil dan cc juga kecil (kebanting), mungkin itukah yang di takutkan, sehingga sampai sekarang tidak di keluarkan ??
@27..baru nongol lg nich…gmn 2nd gathering..???hehe…bnyk yg gak sbr nich…
@23
SAE10W 40,Jaso MA2,API SJ
@26
orang Pertamina ya?
@27
Roadwin
@28. nathan – Agustus 13, 2007
sabar yach bro… lg di matangkan, waktu dan tempatnya…sambil menunggu moment yang tepat.
@29. girifumi – Agustus 13, 2007
Gotcha…. Kanzen Roadwin….
kabarnya gimana yach…gw aja sampai naksir..
@Iveth
Tepatnya 140cc. Dengan harga 23 juta.. Makanya gak terlalu laku.. Padahal keren banget… Kayaknya di situs kanzen masih dipajang deh..
http://www.otogenik.com/newsaktual1.asp?noidcon=889
ternyata kanzen roadwin bukan mocin tapi buatan korea
tapi sudah tidak produksi lagi…
Ya..semua produk baik lokal ato impor ada yg bagus ada yg jelek lah biar komponen buatan jepang kl buatan home industri juga masi kalah ma buatan indo yg pabrikan, begitu juga sebaliknya cuma masalahnya kadang ada pabrik yang nurunin quality specification produknya demi ngejar cost murah, dan ini berlaku untuk seluruh dunia kok jd ya pinter2nya konsumen aja ya itu gunanya komunikasi di forum ini biar makin jelas mana produk “krupuk” mana yg bukan
@31 wyren 24.75 juta, tapi ada yang aneh menurut gw Kompresi 10,7 : 1, tapi bahan bakar yang disarankan premium
@32
Kalo teliti sama artikelku pasti bakal tahu kalo Kanzen tuh kerjasama dengan Daelim Korea.
@33
bukan nurunin kualitas,untuk mengejar harga murah memang ada yang direduksi tapi bukan yang vital.gak tahu ada pabrik yang punya kebijakan lain.
Turut Senang, Merdeka………!!!
@ 11. casper – Agustus 13, 2007[Edit]
@ 12. girifumi – Agustus 13, 2007
IRC emang diproduksi di mana2. kebetulan saya pernah make IRC made in Thai dan IRC made in Malay… 2-2nya tubeless, meski bentuk dan seri bisa sama dengan yg diproduksi di indonesia. Inga2 ada merek ada subkon… Bisa aja Gajah Tunggal cuma mengerjakan u konsumen di negara tertentu…
Opini sih….Sebenarnya, banyak racer yang masih berstatus ilegal di indonesia, despite the fact kalau mereka adalah buruan polisi, sebenarnya skill mereka sangat bagus untuk diajak ke kelas motor balap.
Makanya, SDA di indonesia itu bagus. 🙂
ya ampun orang kok ngributin produk nasional bukan kah dari jaman orde baru sudah begitu pemipin kita selalu teriak memakai produk indonesia e taunya beli yang namanya dasi aja harus kesingapur….tapi saya masih merasa seneng ternyata dalam rubrik ini masih banyak teman teman yang peduli produk nasional.kerena saya sediri bukan orang pertimna lhho selama punya kendaraan bermotor selalu 97 persen memakai produk minyak nasional,siapa lagi kalau bukan kita kita ok kawan?
@39
bukan ‘ngributin tapi ngomongin…
@ bung girri, bung ilham, bung adi dan bung casper
IRC di indonesia made in indonesia, tapi desain dari jepang. sedangkan IRC yang untuk road race desain dan produksi masih di jepang (di ban ada tulisannya made in japan), jadi sifatnya import kayak Battlax… Di Thai sendiri IRC kalo gak salah gandeng ama Comet, di malay klo gak salah ama FKR trus di Phi ama Magna…..
Klo FDR desain dan manufaktur asli indonesia..
ban asli indonesia yang lain: mizzle (Jakarta), blackstone (Surabaya) dan swallow (Medan)….
Untuk FARRC: Yamaha Indonesia gak ada yang berangkat, nama2 top paling cuma gilang. Pembalap top lain kayak Sudarmono gak berangkat…terlalu dini untuk bilang suzy yang terbaik..
ACI (Aku Cinta Indonesia)
@41
thx atas infonya,atau mungkin IRC yang buatan lokal untuk motor massal ,gitu kali ya? soalnya tidak produsen vendor otomotif lain, IRC sulit untuk dihubungi.
Ya..setidaknya Suzuki bisa mengirimkan dutanya.
ini ngomongin balap apa sih?!?!
@43
FARRC alias Fim Asian Road Race Championship, 6 seri mulai Sentul 2 kali, Sepang 2 kali trus China dan terakhir kurang tahu, Macau kali ya. Peserta dari negara2 asia: Jepun, Thai, Malay, Ina, Phi, dll. Kelas Supersport 600cc, pakainya CBR (Hamaguchi-JPN), R-6 (pasukan petronas Thai, Malay dan Ina), GSR or GSX 600 (pasukan suzuki Ina: Jayadi dan Fadli plus Poppy).
Trus kelas bebek 115cc 4T, nah memang yang ini jawaranya dari Indonesia, saat ini kayaknya standing point memang Wahyu Widodo dari Suzuki…congrat deh. Waktu di sentul ada live di trans 7, gak tahu deh waktu Sepang kemarin.
@42
Kyknya gitu deh cak giri, IRC lokal memang banyak dipakai OEM motor Ina kayak: Szk dan Ymh.
moga manfaat deh (balap motor lover)…..
@44
ooh…
teng kiu buat pencerahannya yee….
[…] dengan Programnya “Bloger Indonesia of the Week”. Satu lagi Peblog Indonesia adalah Bung Ilham dengan Kafe Motornya. Terlepas dari konsentrasi blog mereka masing-masing, yang pasti keduanya […]
FARRC? Bukannya udah ganti nama jadi PSFAGP (Petronas Sprinta F… Asian Grand Prix)? Ato beda lagi ya?
FARRC? Bukannya udah ganti nama jadi PSFAGP (Petronas Sprinta F… Asian Grand Prix)? Ato beda lagi ya?
@47
eventnya sama kok bos, mungkin namanya lain karena titlenya udah dibeli Petronas-Sprinta. Mirip2 ama kejurnas motocross gitu, sekarang kayaknya Gudang Garam Motocross..
smg membantu…
@49
akur,tergantung sponsor.lihat aja MotoGP,karena tiap seri/sirkuit beda,ya labelnya juga beda,tapi balapannya tetap MotoGP…
Petronas? Yang termurah saja 28 ribu. Itu sekelas Mesran dengan base mineral. <—- mending enduro 4t racing donk…tambah rp 1500, tarikan dah ngacirrrrr….nggak nyesel tuh pake punya dalem negri, walau korupsinya bikin ngeri
Hidup Pertamina,mantaf enduro racingnya
kita untung bangsa untung….
ayo kita galakan cinta produk dalam negeri mulai dari diri kita sendiri
produk luar :
oli: masih nggak bisa lepas dari motul ester
busi : masih nggak bisa lepas juga dari NGK CR 9 EIX
produk lokal :
ban : swallow
rante & gir : CMS
knalpot : AHRS
CDI : BRT
Kampas Kopling : BRT
Koil : XP Ciomas
saya bangga menjadi salah satu team buat uji kemampuan Ban SWALLOW di medan.
saya dari team DRTSWALLOW RACING mengucapkan terimakasih pada PT SWALLOW untuk mendukug tim balap kami. kami bangga dengan produk DELI.
bagi yang mau gabung silahkan datang ke bengkel KTM racing di
JL Setia budi NO 35 MEDAN Sumatra Utara.
kadang ane bingung…
orang indonesia banyak meragukan produknya sendiri yang notabene produk dari pabrikan indonesia justru di ekspor lagi ke luar… kemudian kalo udah dapet brand di luar, di impor lagi ke indonesia yang dikenal dengan “BARANG IMPOR”
ehehehe,…
ku mau tanya gmana cara seting cdi rextor monster program yg AC buat balap motor jupiter z kalo boleh minta maaping yg bagus buat seting cdinya??????
Hi there would you mind letting me know which web host you’re utilizing? I’ve loaded your blog in 3 different browsers and I must say this blog loads a
lot quicker then most. Can you recommend a good web hosting
provider at a fair price? Thanks, I appreciate it!