The True Bebek Rasa Sportbike Agustus 21, 2011

Selama ngeblog, saya memang tidak banyak membahas motor bebek. Maklum saya tidak banyak mengendarai motor sejenis ini. Paling sekali dua tiga kali pinjam motor kawan, atau pakai motor kantor. Tapi kalo ada motor bebek yang bisa jadi favorit, saya akan pilih Kawasaki ZX130.

Saya tidak akan tanggung mengekspresikan kekaguman terhadap motor teman kantor yang beberapa kali saya besut di tengah kemacetan kota Jakarta. Apanya yang istimewa? Tentu banyak, namun saya akan ulas beberapa saja.

Tidak banyak motor bebek yang pengendaliannya terasa seperti motor sport. Kawasaki ZX130 mungkin salah satunya. Di setiap kelokan jalan, bisa dirasakan handlingnya yang presisi. Anda bisa berbelok sesuai lajur yang anda pilih, tanpa harus dikoreksi di sana sini.

Secara teori, sasis memegang peran penting dalam membuat handling yang baik. Jika melihat spesifikasi teknisnya sasis ZX130 tidak istimewa. Mengandalkan Pipe Backbone layaknya bebek pada umumnya. Jadi saya harus menduga-duga bahwa KMI telah menggandakan ketebalan logam yang dipake, atau setidaknya ada penambahan kekuatan dititik-titik tertentu. Saya harap ada yang bisa kasih info soal ini.

Kemungkinan lain, soal layout mesin dan sumbu roda. Dengan menempatkan posisi mesin di tempat yang proporsional, bisa membuat distribusi bobot menjadi lebih baik. Kita tahu bahwa motor bebek tidak sesensitif itu, tp jangan lupa pula bahwa saat diluncurkan beberapa tahun lalu, motor ini memiliki kapasitas paling besar di kelasnya. So wajar saja KMI memberi perhatian serius.

Bagaimana dengan pengaruh bobot ZX130 terhadap performa dan handlingnya? Sepintas tidak ada yang istimewa. Bobot 104 kg, lebih berat dari bebek bermesin bongsor seperti FU yg hanya 95 kg.

Lalu jika dibandingkan dengan rata-ratamotor bebek pabrikan ini, seperti Athlete atau Edge, maka beratnya sama. Keistimewaannya akan terlihat kala kita lihat torsi yang dihasilkan. Di angka 10,7 Nm / 5.500 RPM. Jauh lebih besar dari keduanya hingga lebih dari 2 Nm, pun dikitiran mesin lebih rendah . Artinya motor ini cukup buas, sehingga mengkompensasi bobotnya yang biasa-biasa saja. Saya hanya coba rasakan itu saat motor berada ditikungan. Memainkan gas saja dapat menjaga kecepatan sekaligus jalur lintasan dengan optimal.

Keistimewaan sasis motor ini bukan hanya di kelokan jalan. Sasis yang bagus juga memperbaiki pengendaraan di jalan lurus. Saya tidak pernah mencoba menggeber motor ini hingga redline. Tidak etis menjadikan motor pinjaman sebagai kelinci percobaan. Yang jelas, sumbu rodanya sama dengan Athlete, dan sedikit lebih panjang dari Edge. Artinya akan membantu stabilitas di jalur lurus.

Yang tidak kalah seriusnya adalah desain swing arm. Lengan ayun motor ini dijepit langsung ke sasis. Untuk itu konstruksinya berbentuk A, bukan H layaknya lazim di motor bebek. Sederhananya begini, bayangkan swingarm Scorpio yang sumbunya berbentuk A, langsung dijepit oleh sasis tengah. Lalu bayangkan arm model A di scorpio yang udah nempel di sasis tadi diperkuat lagi dengan dua sok belakang yang terpancang ke sasis belakang.  Maha kuat.

Rancang bangun sasis+swingarm ZX130 jadinya membentuk segitiga, yang secara teori sangat stiff (kaku alias ga geal-geol). Konstruksi ini jelas jauh lebih baik dari katakanlah motor laki seperti Honda Tiger lama yg mengandalkan dua sok belakang sebagai pengikat, tapi hanya dibekali swingarm model H. Saya tidak sempat mengecek motor-motor bebek lain, tp saya yakin mungkin hanya sangat sedikit yang menggunakan konstruksi sasis belakang sekaku ZX130.

Sekarang, kita baru terasa bahwa ZX130 hanyalah produk transisi. Kawak kembali bermain dengan motor bebek 125 dan 110cc. Mengejar kecepatan untuk 125, dan kelincahan di 110. Sangat disayangkan sebab Kawak tentu tidak sembarangan menyandangkan code ZX pada bebek bermesin 130 ini. Seperti lazimnya, ZX adalah seri yang digunakan untuk ninja sport, meskipun tidak sampai berembel ZX-R. Dapat dipahami jika ZX130 sebenarnya merupakan motor bebek dengan genetika sportbike di dalam tubuhnya.

Seperti biasa, Kawasaki tidak begitu ambil peduli soal berhasil tidaknya pemasaran ZX130. Tapi setidaknya KMI sudah pernah memberi kita motor bebek handal. Seperti layaknya motor-motor sport pabrikan ini. Kode badge ZX jelas bukan isapan jempol belaka.

Spesifikasi Teknik:

Type Mesin : 4 langkah, SOHC 2 Katup
Diameter x Langkah : 53,0 x 59,1mm
Jumlah & Isi Silinder : Satu buah & 130cc
Perbandingan Kompresi : 10 : 1
Daya Maksimum : 7,4 KW ( 10,1 PS ) / 7.500 RPM
Torsi Maksimum : 10,7 Nm / 5.500 RPM
Karburator : Keihin NCV24
Sistem Starter : Electric&Kick Starter
Jumlah Transmisi : 4 speed
Pola Pengoperan Gigi : N-1-2-3-4
Tipe Sistem Reduksi Primer : Gear
Kopling : Centrifugal, Wet multi disc
Tipe sistem final drive : Chain drive
Rasio reduksi : 3.000 ( 42/14 )
Drive rasio keseluruhan : 8.694 @ top gear
Sistem Pengapian : DC-CDI
Sistem Pelumasan Oli : Forced Lubrication ( Wet Sump )
Sistem Pendinginan : Pendinginan dengan udara
Sistem Penyaringan Oli : Double Filter
Kapasitas Pelumas Mesin : 1,1 liter ( kering )
Kapasitas Tangki Bahan Bakar : 3,7 liter
Busi : NGK C6HSA / ND U20FS-U
PanjangxlebarxTinggi : 1904mm x 709mm x 1050mm
Tinggi Tempat Duduk : 752mm
Jarak Poros Roda : 1.248mm
Jarak terendah ke tanah : 142mm
Berat kosong : 104 kg
Tipe Rangka : Pipe Backbone
Suspensi Depan : Teleskopik
Suspensi Belakang : Swing Arm
Ukuran Ban Depan : 70/90 – 17M / C 38P
Ukuran Ban Belakang : 80/90 – 17M / C 44P
Rem Depan : Cakram Twin Pot
Rem Belakang : Drum / Tromol
Pelek Roda : Spoke / Jari-jari, Cast Wheel
Battery MF : Sealed Battery ( B.Kering ) 12 V 3.5 Ahs