jump to navigation

Kolom: Kecelakaan, Pabrikan mestinya ikut mencegah September 6, 2011

Posted by ilham in Safety Riding, Sharing.
trackback

Dua hari lalu kita dikejutkan dengan oleh peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa istri Saipul Jamil. Tapi keterkejutan sebenarnya sudah mestinya muncul saat kita mencermati angka-angka kecelakaan mudik bahkan sebelum hari H lebaran tiba.

Kita patut khawatir karena meskipun banyak klaim tentang upaya menguranginya, kecelakaan yang telah menelan banyak korban terus membumbung. Tahun ini saja kita bisa memperkirakan kecelakaan meningkat 30-40%.

Taruh misal dua hari sebelum lebaran, angka kecelakaan sudah 40% lebih tinggi dari periode yg sama tahun sebelumnya. Begitu pula 2 hari setelah lebaran, meskipun ada penurunan, namun angkanya tetap tinggi-mencapai 33% dibanding tahun sebelumnya. Untuk ilustrasi angka-angka persisnya, kawan-kawan bisa mengecek berita yang dirilis TMC Polri yang dikutip di sini atau di sini.

Bikers sbg korban

Jika anda telah mengecek, saya ingin anda membayangkan bahwa 70 persen kasus kecelakaan ini melibatkan pengendara sepeda motor. Artinya korban utama roda gila di jalan adalah kita-kita yang menjadikan roda dua sebagai sarana transportasi.

Apakah ini hanya terjadi selama rush musim mudik lebaran? Ternyata tidak. Pihak kepolisian lalulintas merilis bahwa 3 tahun belakangan angka kecelakaan yang melibatkan motorist juga mencapai 70%. Jadi dapat dikatakan bahwa baik pada hari-hari normal maupun hari-hari raya, hampir 3/4 korbannya adalah kita-kita pengendara sepeda motor. Trend ini tampaknya akan terus berlanjut jika tidak ada jurus-jurus baru memecahkannya.

Apapun penyebabnya, gambaran di atas menunjukkan betapa rawannya posisi pengendara motor di jalan raya. Namun kita tidak akan membahas apa saja yang menjadi faktor penyebab kecelakaan bikers di atas. Karena tentu banyak faktor: dari infrastruktur jalan, pengaturan lalulintas, ancaman pengendara jenis kendaraan lain, faktor teknis kendaraan hingga human error dan seterusnya. Akan butuh tulisan panjang dan statistik yang memadai. Kali ini saya cuma akan mengajak kawan-kawan memikirkan apa yang bisa diperbaiki dari posisi kita sebagai bikers.

Bikers pemicu

Ada pameo yang mengatakan  “riding (bikes) is a full-time job)”.  Kalo diterjemahkan, kira-kira artinya “jangan  coba-coba nyambi, kalo ga takut dipecat :p”.Tapi sayangnya semakin hari semakin banyak orang nyambi sambil berkendara motor. Sekarang ada rider yang ngegas sambil nelpon, ngerem sambil sms, belok sambil motret. Semua itu dilakukan di tengah jalan, yang kadang tidak peduli seramai apa. Saya tidak bisa membayangkan gaya apa lagi yang nanti bakal muncul, jika kebiasaan buruk semacam ini terus dibiarkan.

Ada juga sikap lain yang tidak kalah bahayanya. Egois di jalan. Kawan-kawan pasti sering menemukan rider yang tiba-tiba berbelok. Ada yang nyelonong dari persimpangan/lorong ke jalan raya tanpa noleh. Ada yang tiba-tiba belok tanpa lampu sein. Atau yang mendahului, memotong lalu berhenti. Pengendara lain harus ngalah, pokoknya.

Gimana dengan yang melanggar lalu lintas? Saking jamaknya yang ini sa usah dibahas dah.

Tindakan-tindakan berbahaya semacam ini tidak muncul dari siapa-siapa. Bukan karena infrastruktur jalan, bukan karena polisinya berengsek, bukan karena motor kita cepat atau lambat. Ini semata-mata karena bikers tidak menyadari tanggungjawab berkendara, dan bukan hanya menuntut haknya dipenuhi.

Sayangnya di negeri ini, tanggungjawab bikers atas lalulintas sangat sulit diukur. Kita banyak membaca dan mendengar bahwa di negara-negara maju, tanggungjawab itu sudah dimulai saat rider mulai mengajukan izin mengemudi. Di Jepang misalnya, testnya sangat ketat dan tidak ada cara lain kecuali lulus ujian secara benar.

Lalu dalam berkendara, setiap orang termasuk bikers menyadari betul pentingnya disiplin di jalan raya. Saya pernah dengar kalo di negeri seperti Finlandia, tidak akan ada orang yang coba melanggar lampu merah. Bahkan saat jalan tidak ramai sekalipun. Bukan karena mereka takut pada polisi. Tapi karena mereka percaya bahwa jika aturan sekecil apapun  di jalan, merupakan bagian dari nilai-nilai LUHUR negeri mereka. Melanggarnya, berarti menghina martabat mereka sendiri sebagai bangsa yang beradab.

Lalu banyak lagi negara yang menerapkan denda besar bagi pelanggar lalu lintas. Tertib merupakan harga yang harus dibayar mahal. So jangan coba-coba berurusan dengan pelanggaran.

Peran ATPM

Menumbuhkan tanggungjawab memang bukan urusan gampang. Tp pasti bisa dilakukan. Di sini saya lalu teringat dengan obrolan dengan teman-teman kafemotor beberapa hari sebelum mudik. Menurut mereka saatnya menuntut pabrikan untuk ikut lebih bertanggungjawab terhadap konsumen. ATPM memiliki kewajiban moral sebagai produsen bukan hanya menjaga teknologi atau perangkat kendaraan itu safety, tetapi juga menumbuhkan skill dan kedewasaaan berkendara.

Mari bayangkan ada ATPM punya program edukasi tentang safety riding. Atau ada salah satu diktum dalam jual belinya bahwa siapapun calon pembeli yang disurvey untuk pembelian kredit, harus lulus test safety riding. Jika gagal, mereka harus dipersiapkan oleh pusat training berkendara milik atau rekanan ATPM yg ditunjuk. Bisa juga dbuat test psikologi tentang kesadaran berkendara dan risikonya bagi lingkungan keluarga.   Yang terakhir ini antara lain diharapkan mencegah seseorang meminjamkan kendaraannya kepada mereka dikenal liar di jalan, atau kepada anak-anak di bawah umur, orang dewasa yang underskill atau tak sadar lalulintas. Pokoknya apa saja yang bisa menyebabkan kecelakaan berkurang dimulai dari kesadaran bikers sendiri.

Selama ini kalau kita membeli sepeda motor sudah punya hadiah jaket, helm atau yang lain saat membeli motor. Itu bagus. Tapi bagaimana jika jaket atau helm lebih banyak digantung atau dipakai mancing? Memberi alat perlindungan berkendara akan lebih baik jika diikuti dengan edukasi. Saya tidak tahu apakah di LN ada program serupa, tapi mari lihat sisi positifnya.

Dalam dunia yang serba matre ini sebenarnya tidak ada yang gratis. Semua hadiah itu sudah dikalkulasi. Paling tidak merupakan bagian dari alat promosi untuk menggenjot penjualan. Artinya bikers tetap membelinya, tapi bikers membelinya karena merupakan bagian dari saran penyajian 🙂

Nah mari kita maju lebih jauh. Sepengetahuan saya, setiap perusahaan dengan pasar dan keuntungan yang demikian besar diwajibkan melakukan CSR atau bahasa kiat disebut “Tanggungjawab Sosial Perusahaan.” Karena sebenarnya dalam setiap keuntungan yang kita berikan kepada sebuah perusahaan, maka terdapat hak kita memperoleh–bukan saja barangnya–tapi juga pelayanan sosial yang lebih dari sekadar keramahan, ketersediaan suku cadang, atau kemudahan perawatan kendaraan. Bikers juga berhak  mendapatkan hal lain yg berupa “software”, bukan hanya kendaraan sebagai “hardware”-nya.

Saya ingin bertanya ke kawan-kawan bikers. Apakah sudah ada ATPM yang melakukan ini? Mungkin sudah ada yang mengklaim melakukannya, tapi saya ragu apakah sudah tepat seperti maksud dari CSR yang sesuangguhnya. Karena CSR bagi ATPM mestinya bukan sekadar bagi-bagi parsel atau apapun yang lebih bermaksud mengangkat image dan produk. Karena kalo fokusnya adalah mempromosikan merek, maka sulit dipastikan akan permanen dan menguntungkan bikers.

Saya yakin pentingnya peran ATPM di masa datang untuk memperbaiki situasi lalu lintas saat ini. Dengan angka-angka penjualan yang terus membumbung, sudah sepatutnya ATPM give back kepada konsumen dengan cara-cara yang lebih positif lagi. Terutama saat pihak lain seperti kepala-kepala daerah, departemen transportasi ataupun departemen PU hingga kepolisian seperti sudah kehilangan akal budi. Karena bikers merupakan asset ATPM yg sesungguhnya.

Sumber foto:

Komentar»

1. B M W ♣ - September 6, 2011

Panjang

ilham - September 6, 2011

Hahahaha, tarik napas panjang dulu bro baru baca yg lahap…

2. dowey - September 6, 2011

saya yakin, kalo semua rider diuji praktek bikin SIM, 80% gak lulus… 😀

3. santaiai - September 6, 2011

produsen motor pun jangan asal kelurain motor yang bikin pingin ngebut.iklan jangan ngajak kebut kebutan. cc jangan dibesarin untuk melawan saingan agar terkesan lebih hebat..dan fitur safety perlu disematkan dengan kualitas yang baik dan yang utama.
pengendara perlu diajari cara berkendara yang baik.
para abg alay jangan dibeliin motor oleh ortunya.
dan para pengendara dengan roda 4 atau lebih harus menghormati kendaraan roda 2 dan 3.begitu juga sebaliknya.
para abg alay dijitak klo masih ngebut.orang tua alay juga.
bla bla bla

4. warung DOHC - September 7, 2011

terlalu mudah disini untuk mendapatkan SIM C , faktor banyaknya masyarakat yang butuh bgt R2 juga sech hmmmm masih bingung gimana solusi nya 🙄

5. to pick - September 7, 2011

alhamdulilah sim c saya asli ujian sendiri ga pake calo atau suap2… tapi untuk buat sim a, gagal makanya sampai sekarang belom punya sim a, tapi buat apa sim a lha wong mobil juga belom punya

6. boerhunt - September 7, 2011

ibarat susah bedain mana dulu ayam apa telor..dan susah juga memutus mata rantainya..

tulisan senada..nitip masbro
http://boerhunt.wordpress.com/2011/09/07/kecewa-berat-dengan-pernyataan-menhub-seputar-meningkatnya-kecelakaan-mudik/

ilham - September 7, 2011

Yup bro… Ane lajutkan dgn tulisan hr ini. 🙂

7. Dismas - September 7, 2011

Absen sore aja mas bro :mrgreen:

ilham - September 7, 2011

Tnq bro.. Welcome 🙂 (biar ane rajin absen jg ya … kakakakaka)

8. hndy12 - September 7, 2011

Bisa nancap kaya gitu, pengendara motornya gimana nasibnya..???

9. andre - September 9, 2011

Nih baru artikel yang Cerdas. MANTAB..!! rasanya mungkin baru petama kalinya bagi gw ada pembahasan motor tapi dari sisi attitude ridernya yang cukup detail dan realistis.

10. Azdi Scouzie - September 9, 2011
11. jaos - September 12, 2011

mantaap…
menggenaskan memang…

12. bHell - September 16, 2011

udah pernah liat org sarapan smbil ngendarain motor lum? keren deh T_T

13. anggara46 - Oktober 18, 2011

stop pembodohan otomotif,gitu ya kang?

maaf nitip dikit : _http://yopieanggara.blogspot.com/2011/09/apakah-cepat-itu-selamat.html


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: