jump to navigation

Karena motor adalah lifestyle-mu September 19, 2011

Posted by ilham in Biker, Kolom, Sharing.
Tags:
trackback

Ehmmm. Akhirnya Bajaj Indonesia mulai testing the water. Dengan menghembuskan angin isu akan masuknya KTM Duke kecil. Bisa jadi bervolume 125cc, 150, 200, 250 atau whateverlah. Kita semua sudah tahu bahwa barangnya bagus, tapi Bajaj kudu berani banting harga agar tidak sekadar menjadi motor premium.

Tapi coba kita tinggalkan dulu PT BAI dengan kalkulatornya. Mari kita bersenang-senang dengan mainan lain. Back to drawing board, untuk membayangkan motor apa yang ada dalam angan-angan Anda.

Memilih motor bagi mereka yang ingin memanjakan diri, bukan sekadar mencari alat transport. Tapi bagaikan meminang pasangan, sahabat dalam perjalanan. Tidak tanggung-tanggung, selera tidak dapat diabaikan. Feel it, udah pas dengan kepribadianmu atau tidak.

Layaknya perjalanan hidup, setiap tahapan usia terasa ada preferensi model yang menjadi pilihan kita. Pada masa muda, ya kira-kira belasan hingga paruh 20-an, bikers cenderung mengagumi sportbike. Huihhhh, bike as fast as it looks. Fairing, knalpot racing, double seater, deltabox adalah menu yang ga boleh kurang. Kalo perlu pasang deltabox boongan, atau sekadar copot spakboard.

Bagi yang tidak suka sportbike, mulai melirik streetfighter. Ya di negeri kita ini memang hampir-hampir ga ada motor massal streetfighter tulen. Mungkin yang paling mendekati ya Byson ini. Tapi generasi sebelum gw, mungkin dah terlanjur berhenti ngelirik streetfighter. Sebelum Byson datang, motor Tiger mewakili semangat modifikasi agar dapat tampilan motor petarung jalanan. Yang penting sangar, biarpun laju ga kencang-kencang amat. Ya lumayanlah, modif jenis ini semahal-mahalnya masih bisa separuh dari modifikasi model sportbike.

Sebagian mungkin mulai melirik supermoto atau trail. Bagi generasi sekarang, ada KLX ada DTracker, tapi dulu lagi-lagi modifikasi jadi pilihan. Ya, ambil Scorpio sangar dan tendangan tenaganya beringas. Cucok, bersahabat dan puas 3x.Β  Yang doyan sliding dan impruf di jalan-jalan kota, memilih supermoto. Bagi yang senang garuk tanah, bikin motor grastrack dari motor batangan manapun.

Lalu anda sadar, saatnya berkeliling keluar kota. Jadilah anda bertahan dengan motor kaki-kaki standar, bodi juga begitu. Tapi belakang motor mulai membesar. Ban mulai makin lebar, box mulai terpasang. Satu tidak cukup pasang dua. Dua kurang pasang tiga. Minimal gaya turing dapat, biar pun paling jauh cuma Jakarta – Bandung. Sensasi dan khayalan cukup sudah membawa pikiran melanglang buana keliling nusantara. Favorit pertama, Tiger. Lalu Scorpio dan Thunder juga merapat. Diam, diam ada yang bertepuk dada. Thunder 250, turing like the true meaning of life.

Lalu tiba-tiba 10 tahun sudah berlalu. Kafe-kafe menjamur, gaya hidup santai mulai merasuki pekerja keras. Toh uang saatnya dinikmati. Minimal dengan kopi item di kedai yang ber-AC. Jadilah semua berubah. Scooter Eropa seperti Piaggio masuk mall. Motor retro dibangun dan terus dibangun. Motor dicop dan stang ditekuk. Lahirlah komunitas CafeRacer menyusul retro dan scooter-scooter manis. Kepenatan hidup seperti menemukan caranya mengespresikan diri.

Lalu bikers, datang dan pergi. Terus mendefinisikan diri melalu motor pendamping hidupnya πŸ™‚

Komentar»

1. cafebiker - September 19, 2011

manteb..

2. Pak_Lurah - September 19, 2011
3. topa - September 19, 2011

jaman dulu kurang pilihan jd konsumen hrs modifikasi.,
Kl sekarang makin banyak pilihan…mau model apa aja dah ada..
Kira-kira begitu ya bro….

4. Tuxer - September 19, 2011

kenapa di akhir sebut2 kafereser ya, hihi.

Ini kalo duke jadi masuk dan harganya di bawah ninja RR bakal jd pilihan ganti si tiger nih…

ilham - September 22, 2011

Hahahaha, enaknya diskusi lama2 bisa jd tulisan. sambil nyelipin maunya apa πŸ™‚

5. Taufik - September 20, 2011

Your bike show at least a little bit you are πŸ˜€

ilham - September 22, 2011

Hahaha, daleeeemmmmmm

6. ardiantoyugo - September 20, 2011

kereeennnnnn………..

7. Lekdjie - September 20, 2011

Kalo golongan ekonomi lemah,bukan bike is my lifestyle lagi bos,tapi bike is my lifestand(motor adalah penyanggahidupku,maksudnya begitu)xixixi..

ilham - September 22, 2011

Mantap bro. Gw demen nih komennya. Nanti bs jd tulisan tersendiri … πŸ˜€

Thanks

8. rexraider - September 20, 2011
9. Mupenk - September 20, 2011

like it.

10. shogun110tromol - September 20, 2011

memang benar πŸ™‚

11. Alamo - September 20, 2011

joss

12. ardhinugros - September 20, 2011

you are what you ride, you are how you ride πŸ˜€

13. asmarantaka - September 21, 2011
14. warung DOHC - September 21, 2011

pecinta sport bike pun siapa yang ga ngiler liat caferacer yg ber engine hi-tech modern seperti gambar paling bawah 😯

ilham - September 22, 2011

gw juga mau πŸ˜€

kawan2 yg suka caferacer bisa ikut FB caferacer indonesia u sharing lebih banyak

http://www.facebook.com/groups/206347346054761/

15. nadi - September 22, 2011

Ini yang saya suka dan kangenin dari mas ilham. Gaya bahasa. Pemilihan diksi, anti repetisi, cenderung ekonomis. Tapi tetap fokus dari hulu hilir. Menulis (posting) memang gampang, tapi memberi roh dan pengayaan bahasa itu tidak semua orang mau, mampu, dan bisa.
Jadi kapan kita ngobrol di langsat lagi? πŸ™‚

ilham - September 22, 2011

Oiiiii, ada bro Adhi…
Jd pengen maluuu :p

16. pridesonline - September 23, 2011

tulisan oom ilham mantep banget

17. dreamer - September 26, 2011

Mas Ilham, tulisan top banget. Setuju banget! Punya motor adalah satu hal, tapi yang lebih penting lagi adalah gimana motor itu bisa memenuhi kebutuhan batin sang biker.

18. bauasem - Oktober 2, 2011

Bener banget mas, selain itu pilihan motor juga berubah seiring usia bertambah mas,
Jadi inget, belajar motor pake TS125, karena jiwa muda masih seneng yang kenceng kenceng, hehehe
abis itu vixion, satria F, akhirnya jatoh agak parah
Sekarang beralih ke matic skydrive dan motor tua Honda CB200,
hehehe, udah cukup pacu adrenalinya

19. Irfan Bahalwan (@irfan_bahalwan) - Oktober 5, 2011

Wah, prediksinya bener2 tepat! Kalau saya udah masuk diatas paruh 20-an kang, dan entah kenapa udah ga se-tertarik motor sport berfairing seperti dulu. Senengnya malah yang naked macem Duke, GSR 750 dkk. Bisa dibuat ngegaya, tapi dibuat touring ga bikin punggung sakit πŸ˜›

20. Nama Samaran - Desember 21, 2011

mm

21. Nama Samaran - Desember 21, 2011

jkh


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: